Mutasi

Tahun 2015 menjadi tahun sukacita, di tahun itu aku mendapat kabar gembira bahwa dinyatakan lolos sebagai cpns di sebuah Kementerian. Lahir dan besar di sebuah kota kecil di Jawa Tengah membuat hatiku berdebar saat akan menjalani hidup dan berkarir di Jakarta. Jakarta adalah kota besar, kota harapan, dan mungkin kota peruntungan bagi banyak orang. Bagi orang daerah seperti ku melihat orang-orang yang bekerja di Jakarta adalah orang keren, bekerja di gedung-gedung yang tinggi, bertemu dengan berbagai orang dari berbagai suku daerah, dan membicarakan karir yang menarik. Sebagai kota besar, kita disuguhi dengan pemandangan yang tidak didapati di daerah, gedung-gedung pencakar langit, jalan-jalan yang besar, mal-mal yang hampir di semua kecamatan dan bahkan jaraknya berdekatan, berbagai fasilitas yang lengkap dan bagus, serta akses transportasi yang mudah. Namun keindahan Jakarta tentu memiliki sisi yang tidak disukai sebut saja kemacetan, biaya hidup mahal, adanya lingkungan pemukiman yang kumuh terlalu padat, sungai yang kotor, dan polusi udara. Sisi positif dan negatif dari sebuah kota besar akan selalu berdampingan, namun kota besar akan selalu memukau bagi siapapun yang ingin menggapai impian yang tak dapat diraih di kampung halaman.

Hari demi hari sebagai ASN di Jakarta terlalui, banyak pengalaman berharga yang aku dapati. Bertemu dengan orang-orang dari berbagai suku, lulusan berbagai kampus, yang memiliki cara pandang berbeda dan kompetensi dalam karir yang mumpuni. Sebagai lulusan ekonomi akuntansi, di awal bekerja aku harus beradaptasi dengan bidang yang benar-benar baru. Ilmu-ilmu baru harus aku pelajari seputar tentang Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pengawasan pada Pemerintahan. Aku menikmati pekerjaanku sebagai ASN dan banyak perjalanan dinas dilakukan sehingga banyak tempat-tempat di Indonesia yang telah aku kunjungi dari Aceh sampai Papua.

Tahun berganti tahun, tidak terasa 7 tahun di Jakarta telah aku jalani. Banyak hal dan situasi telah dihadapi, hidup mandiri di kota besar, situasi pandemi covid yang sempat mencekam, dan rasa kesepian sebagai anak rantau. Ada hal-hal tertentu yang membuatku ingin terlepas dari pekerjaanku di Jakarta dan kembali ke kampung halaman. Setiap orang dalam memandang suatu hal dengan sudut pandangnya masing-masing dan dalam menjalani hidup ada pilihan yang harus diputuskan. Mutasi yang aku lakukan diniatkan agar bisa dekat dengan orang tua dan untuk mengembangkan diri.

Suatu hari di awal maret 2022, aku memberanikan diri untuk mengajukan mutasi ke Satker (Satuan Kerja) Kementerian lain di Purwokerto. Pimpinan dan teman-teman kantor sempat menyayangkan keputusanku, setelah aku menjelaskan dengan baik alasan ku pindah ke Satker Kementerian lain, akhirnya pimpinan menyetujui permohonanku. Proses mutasi didahului dengan bersurat ke Satker tujuan, setelah mendapat informasi bahwa di Satker tersebut mau menerima dan ada posisi yang bisa ditempati, selanjutnya aku melakukan proses di Kepegawaian instansi asal. Setelah Surat lolos (surat persetujuan mutasi) dan Surat butuh (Surat menerima pegawai mutasi) diterima di tangan, proses selanjutnya di kantor BKN, yang kemudian diakhiri dengan SK dari Kementerian lain dan SK penempatan di Satker tujuan. 

Proses mutasi tidak mudah, harus diiringi dengan doa dan kesabaran, selalu memantau proses dan pergerakan dokumen, apalagi jika mutasi yang dilakukan antar Kementerian, namun jika mutasi dilakukan di internal Kementerian/Lembaga mungkin prosesnya lebih mudah dan cepat. Proses mutasi yang aku lakukan dari awal permohonan hingga SK Penempatan turun berdurasi selama 10 bulan. Waktu yang bisa dibilang cukup sebentar, mengingat teman ku yang lain ada yang lebih dari 12 bulan bahkan hampir 2 tahun, setiap pegawai yang melakukan mutasi memiliki lika-liku masing-masing dan tidak bisa disamakan, proses dan prosedurnya secara garis besar mungkin hampir sama namun kendalanya mungkin berbeda-beda.

Setelah SK penempatan turun, aku berpamitan dengan rekan kerja di KLHK kantor Manggala Wanabakti Jakarta Pusat, ada rasa sedih yang mendalam, karena hampir 8 tahun bekerja, mendapat pengalaman yang berharga.

1 Februari 2023, adalah hari pertamaku bekerja di tempat yang baru di Purwokerto beradaptasi dan membuka lembaran baru. Semoga kontribusi ku di tempat yang baru bermanfaat untuk organisasi dan memberikan warna yang baik di lingkungan kantor yang baru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penentuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada Perguruan Tinggi Negeri Berdasarkan Permendikbud No 25 Tahun 2020

Iuran Pengembangan Institusi (IPI) pada Perguruan Tinggi Negeri